Dalam bagian ini, konsep yang digunakan dalam jaringan komputer diterangkan secara sederhana. Pembahasan akan mengadopsi pada standard protokol (standar tatacara interaksi) komunikasi komputer ISO yang umum digunakan. Alternatif jaringan komputer yang ada di Indonesia akan di bahas mengacu pada standard protokol komunikasi ISO tersebut.
Dalam bagian ini diterangkan konsep yang digunakan dalam jaringan komputer secara sederhana. Pembahasan akan mengadopsi pada standard protokol komunikasi komputer ISO yang umum digunakan. Alternatif jaringan komputer yang ada di Indonesia akan di bahas mengacu pada standard protokol komunikasi ISO tersebut.
Konsep jaringan komputer dapat diterangkan secara sederhana dengan memandang berbagai lapisan protokol komunikasi yang digunakan. Secara umum lapisan protokol komunikasi yang digunakan dapat dibagi dalam tujuh (7) lapisan protokol seperti tampak pada Gambar 1. Lapiusan-lapisan ini adalah [7]:
1. physical layer. Lapisan terbawah berupa perangkat keras saluran komunikasi yang digunakan. Perangkat ini dapat berupa saluran telepon, pesawat radio komunikasi, perangkat modem dan komputer.
2. link layer protocol. Protokol komunikasi yang mengatur komunikasi antara dua komputer. Secara sederhana, protokol ini hanya mengatur pengiriman data antara dua komputer melalui physical layer yang ada.
3. network layer protocol. Protokol ini mengontrol hubungan antar komputer dalam jaringan yang mengkaitkan banyak komputer. Sebagai contoh pencarian route hubungan antara satu komputer dengan komputer yang lain dibantu oleh protokol ini.
4. transport layer protocol. Protokol ini menjaga keandalan pengiriman data dari satu komputer ke komputer yang lain dalam jaringan komputer.
5. session layer. Dilakukan oleh operating system komputer.
6. presentation layer. Dilakukan oleh operating system komputer.
7. application layer. Program aplikasi yang dijalankan oleh pemakai, seperti surat elektronis, telnet, file transfer protocol (ftp) dan banyak lagi.
Walaupun secara teoritis ada 7 lapisan protokol, pada kenyataannya tidak selalu semua lapisan digunakan oleh jaringan. Sebagai contoh di jaringan InterNet, yang digunakan oleh sebagian besar dari kita di Perguruan Tinggi luar negeri, cukup menggunakan 5 lapisan dari ketujuh lapisan yang ada. 2 lapisan lainnya, session layer dan presentation layer, dilakukan oleh operating system komputer yang digunakan. Pada beberapa teknik jaringan komputer yang sangat sederhana lapisan‑lapisan protokol yang rumit umumnya tidak digunakan, dan program aplikasi (lapisan 7) langsung ditumpangkan pada lapisan fisik (lapisan 1). Pada bagian selanjutnya akan dibahas secara garis besar alternatif jaringan komputer yang ada mengacu pada lapisan protokol yang digunakan.
ALTERNATIF JARINGAN KOMPUTER YANG ADA.
Pada sub bagian ini, beberapa alternatif jaringan komputer yang ada di Indonesia akan di bahas. Kami akan mencoba mengacu pada konsep 7 lapisan protokol di atas. Sebagai acuan tambahan, kami akan menggunakan jaringan InterNet dan jaringan UUCP. Penulis mencoba membandingkan beberapa jenis jaringan komputer yang saat ini beroperasi di Indonesia, yang meliputi UNINET (dikelola oleh PUSILKOM-UI); SKDP (dikelola oleh PERUMTEL & INDOSAT); PAKSATNET (pernah dikembangkan oleh PT. INTI); FidoNet (BBS yang dikelola para hobby computer) dan AMPRNet (yang dijalankan oleh operator amatir radio). Perbandingan berbagai jaringan komputer yang ada di Indonesia terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan Berbagai Jaringan Komputer.
Nama Jaringan | Physical Layer | Protokol | Servis |
InterNet | telepon PSN LAN [13] | TCP/IP dll. | SMTP (e-mail) telnet ftp NNTP SNMP dll. |
UUCP | telepon | UUCP | e-mail News |
UNINET | telepon SKDP | UUCP | e-mail |
SKDP | SKDP | CCITT X.25 | hubungan antar terminal. |
PAKSATNET | radio satelit | CCITT X.25 | hubungan antar terminal. |
FidoNet (BBS) | telepon | FidoNet | e-mail file transfer |
AMPRNet (amatir radio) | radio | AX.25 [8] TCP/IP (dll) [11] X.75/X.224 | SMTP (e-mail) telnet ftp NNTP SNMP dll. |
Hanya jaringan InterNet yang mampu bekerja secara transparant tanpa memperdulikan jenis perangkat keras dan saluran komunikasi yang digunakan. Di samping itu, hanya InterNet yang mampu menyediakan fasilitas yang cukup banyak bagi para pemakai. Pada tingkat yang sama AMPRNet milik amatir radio juga menyamai tingkat kompletisitas dari InterNet. Jelas bahwa jaringan InterNet (dimana warung c1exsun@watshine.uwaterloo.ca berada) merupakan contoh nyata sebuah jaringan komputer yang telah dewasa; mempunyai banyak fasilitas dan andal dalam operasinya.
Mungkin menarik untuk dibandingkan bahwa ternyata teknologi jaringan komputer yang beroperasi di Indonesia menggunakan teknologi yang tidak terlalu canggih. Fasilitas yang digunakan umumnya terbatas pada e-mail dan News bahkan sebagian (SKDP dan PAKSATNET) hanya berfungsi sebagai sarana penghubung antara terminal dengan komputer pusat.
Berpegang pada perbandingan kemampuan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa secara jangka panjang sebaiknya kita mengadopsi jaringan komputer semacam InterNet atau AMPRnet. Lebih lanjut, AMPRnet menggunakan saluran radio yang murah, sedangkan Internet menggunakan saluran kabel atau fiber optics yang bisa sangat mahal untuk jaringan yang luas. Juga, penggunaan saluran radio membuka pintu pada keuntungan‑keuntungan tambahan seperti pemancaran (broadcasting) dam portabilitas/mobilitas. Sebagai perbandingan tambahan, biaya koneksi SKDP milik PERUMTEL (1200 baud) saat ini sekitar Rp. 50.000-Rp.80.000 perbulan ditambah biaya pengiriman data. Jika kita bandingkan dengan biaya perlengkapan radio VHF yang secara total akan berkisar sekitar Rp. 500.000. Jadi dengan mengadopsi teknologi yang digunakan di AMPRNet (milik amatir radio), Indonesia dapat mengembangkan jaringan komputer dengan biaya operasi rendah tetapi mempunyai kemampuan yang cukup tinggi. Untuk menjamin reliabilitas pengiriman data sebaiknya digunakan frekuensi pada band VHF / UHF yang mempunyai kemampuan lebih baik daripada SW (HF). Tentunya masih banyak pertanyaan yang perlu kita jawab, seperti apakah kita memang perlu jaringan komputer dengan kompleksitas demikian tinggi? Sejauhmana kita mampu menyebarkan pengetahuan tentang teknik jaringan komputer dan mengembangkan sumber daya manusia yang mampu menangani dan memakai teknologi canggih ini? Langkah apa yang terbaik untuk mencapai itu semua? dan tentunya masih banyak lagi. Mudah-mudahan diskusi yang berlangsung dapat menjawab sebagian pertanyaan yang ada.
JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN RADIO.
Potensi saluran radio untuk jaringan komputer telah lama disadari oleh banyak pihak, termasuk di Indonesia. Dalam sub bagian ini, penulis akan mencoba melaporkan secara garis besar usaha yang tengah berjalan di Indonesia maupun diluar negeri dalam membentuk infra‑structure untuk terbentuknya jaringan komputer biaya murah menggunakan radio. Tentunya dengan keterbatasan yang ada pada penulis laporan ini bukan merupakan laporan yang lengkap. Informasi yang diperoleh umumnya hasil surat menyurat / diskusi dengan rekan-rekan penulis. Kredit untuk ini perlu penulis sampaikan kepada Dr. Adang Suwandi, Prof. Dr. Iskandar Alisyahbana, Dr. S. Nasserie, Sdr. Achmad Darmawan, Ir. Achmad Fu'ad Mas'ud, Ir. Yudoyono Kartidjo M.Sc. (jurusan Teknik Elektro ITB); Dr. Kusmayanto Kadiman (PIKSI-ITB); Ir. Robby Soebiakto, Ir. Tjandra (PT. USI IBM, Jakarta) dan masih banyak lagi.
Penelitian untuk membuat prototipe perangkat keras untuk jaringan komputer menggunakan packket radio saat ini praktis terkonsentrasi di jurusan Teknik Elektro ITB dengan di motori oleh Prof. Dr. Iskandar Alisyahbana, Dr. S. Nasserie dan Sdr. Achmad Darmawan. Usaha yang sama juga sedang penulis lakukan disela-sela kesibukan penelitian. Saat ini kami lebih mengkonsentrasikan diri pada prototipe perangkat keras yang sangat murah untuk memungkinkan beroperasi dalam jaringan komputer packet radio. Secara garis besar perangkat ini dapat digambarkan dalam blok diagram Gambar 2 [10].
┌─────────────┐ ┌──────────────┐ ┌─────────────┐
│ │ │ │ │ │
│ KOMPUTER ├────────┤ MODEM ├───────┤ RADIO │
│ │ │ │ │ │
└─────────────┘ └──────────────┘ └─────────────┘
Gambar 2. Blok Diagram Perangkat Paket Radio
Umumnya perangkat packet radio yang digunakan saat ini bukanlah seperti yang terpampang pada Gambar 2, melainkan menggunakan Terminal Node Controller (TNC) sebagai perantara Komputer dengan radio. Fungsi Terminal Node Controller menjalankan protokol link layer AX.25 dan MODEM untuk mentranslasikan sinyal digital ke sinyal analog yang dimengerti oleh radio. Protokol link layer AX.25 dijalankan oleh sistem prosesor mikro dalam TNC. Tentunya secara teknis sistem paket radio menggunakan TNC lebih fleksibel karena memungkinkan berbagai jenis komputer bergabung dalam jaringan komputer paket radio. Keuntungan ini diperoleh dengan mengorbankan biaya yang dibutuhkan untuk membangun peralatan TNC yang relatif lebih mahal.
Jenis komputer mikro yang digunakan di Indonesia tidak banyak bervariasi. Hal ini sangat memudahkan untuk membangun perangkat murah yang memungkinkan penggabungan komputer mikro ke jaringan komputer menggunakan radio. Biaya pembuatan perangkat keras dapat ditekan lebih rendah dengan memindahkan protokol link layer AX.25 di TNC ke komputer mikro berupa perangkat lunak. Akhirnya perangkat yang digunakan secara keseluruhan tampak pada blok diagram pada gambar 2. Jenis modem yang digunakan dapat beragam. Team peneliti di jurusan teknik elektro ITB (di motori oleh Prof. Dr. Iskandar Alisyahbana) kemungkinan besar akan mengadopsi rancangan yang cukup murah dengan menggunakan komponen EXAR yang cukup banyak di Indonesia. Kesulitan yang mungkin dihadapi oleh industri elektronika di Indonesia dalam mengadopsi rancangan ini terutama dalam proses alignment yang memakan waktu. Penulis (OWP) saat ini sedang membangun modem menggunakan one-chip-modem TCM3105 dari Texas Instrument [9]. Konsep modem ini sangat mudah untuk diadopsi oleh industri elektronika di Indonesia karena rangkaian modem ini sangat sederhana dan praktis tidak perlu dilakukan alignment yang rumit. Akan tetapi harga one-chip-modem yang digunakan relatif lebih mahal daripada EXAR chip yang digunakan oleh team peneliti di ITB. Kami berharap rancangan modem untuk packet radio beserta perangkat lunaknya dapat dilepas ke public domain di Indonesia sekitar tahun depan (1992). Mudah-mudahan hal ini dapat membantu pembentukan infra-structure masyarakat yang siap untuk menerima jaringan komputer.
Salah seorang dari penulis (AL) saat ini sedang mengembangkan sistem komunikasi real-time menggunakan teknologi paket radio. Terutama sistem ini berguna untuk multi-media [12].
Di samping membangun perangkat keras modem, beberapa peneliti yang dimotori antara lain oleh Dr. S. Nasserie dan Dr. Adang Suwandi di ITB saat ini bergerak untuk mengembangkan teknologi satelit komunikasi. Penelitian ini merupakan bagian dari program penelitian "Small Satellite Systems" dalam rangka kerjasama PERUMTEL-ITB. Integrasi antara jaringan komputer menggunakan radio dan satelit komunikasi juga terus dijajaki.
Terlepas dari penelitian dalam perangkat keras untuk jaringan paket radio, usaha untuk mempelajari dan mengembangkan perangkat lunak untuk menjalankan perangkat keras yang dibangun terus berjalan. Peneliti yang bergerak dibidang ini terutama bernaung dibawah PIKSI-ITB dan PAU Mikroelektronika ITB. Terutama berkonsentrasi pada jaringan komputer yang menggunakan protokol TCP/IP. Usaha untuk menyebarkan konsep jaringan komputer menggunakan TCP/IP di masyarakat banyak di Indonesia juga terus berjalan. Hal ini dilakukan dengan memberikan kemudahan untuk memperoleh copy dokumen-dokumen tentang standard-standard yang digunakan dalam jaringan TCP/IP secara non-komersial. Tentunya masih banyak pertanyaan dibenak hati kami; seperti strategi pengembangan infra-structure di masyarakat maupun industri elektronika di Indonesia? secara kuantitatif seberapa jauh kemampuan masyarakat untuk menyerap teknologi komunikasi data? dll.
PENUTUP.
Dalam tulisan ini telah dilaporkan secara garis besar usaha-usaha yang tengah berjalan untuk membangun jaringan komputer biaya murah menggunakan radio di Indonesia. Jaringan ini, yang mengacu pada AMPRNet, mempunyai kemampuan untuk menangani kompleksitas servis yang cukup rumit yang setara dengan jaringan InterNet. Penelitian perangkat keras maupun lunak sudah mulai menampakan hasil-hasil yang cukup positif. Penelitian ini umumnya lebih banyak dilakukan oleh peneliti di Institut Teknologi Bandung (ITB), Indonesia. Kerjasama dengan industri elektronika maupun usaha memasyarakatkan teknologi jaringan komputer menggunakan radio saat ini masih pada tahap awal penjajakan. Penulis berharap untuk memperoleh masukan berupa kritik saran maupun komentar dari rekan-rekan tentang strategi pemasyarakatan teknologi jaringan komputer yang relatif baru dan murah ini. Terima kasih banyak atas perhatian yang diberikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar